Remembering last days at GovTech Edu

Desember 2024 adalah bulan terakhir saya di GovTech Edu sesudah bekerja selama 3 tahun 11 bulan. Tempat saya bekerja selepas saya mengakhiri perjalanan di Bukalapak.

Perjalanan saya di GovTech Edu diawali dengan, “orang seperti Mas Nadiem menjadi menteri bisa jadi hanya terjadi sekali seumur hidup, jadi kesempatan membantu visinya untuk publik bisa jadi juga hanya sekali seumur hidup.” Jadi, in a way saya sudah sadar sejak awal perjalanan ini tidak akan lepas dari dinamika politik pemerintahan.

Tapi apakah masuk GovTech Edu semata-mata karena Kementerian Pendidikan dipimpin Mas Nadiem? Tentu saja tidak ~

Peluang bergabung dengan GovTech Edu itu rasanya seperti menjawab keresahan saya tentang minimnya layanan digital publik yang berkualitas baik (saat itu). Padahal, keahlian membangun layanan berskala besar sebenarnya sudah kita miliki; lihat saja Tokopedia, Bukalapak, dan marketplace besar lainnya (saat itu), damai-damai saja menerima traffic besar setiap promo 11.11, 12.12, dan sejenisnya.

Sementara, saya ingat saat masih kuliah dahulu, setiap mau submit proposal pengabdian masyarakat ke Simlitabmas, portal administrasi yang disediakan kementerian, situs itu pasti sering down bahkan sejak seminggu sebelum deadline. Dengan traffic yang saya yakin lebih kecil dari skala marketplace.

Keresahan saya tentang layanan publik digital yang baik ini minimal tertuang dalam esai singkat saya tahun 2017 untuk kegiatan Model ASEAN Conference yang diselenggarakan di Singapura. (Yang kemudian sebenarnya ide tersebut diwujudkan pemerintah menjadi … Pusat Data Nasional. Tapi itu cerita menarik untuk lain waktu.)

Lanjutkan membaca Remembering last days at GovTech Edu