Update terakhir pada 2 Oktober 2016, dengan mengupayakan tidak ada perubahan sudut pandang waktu tulisan ini.
Setidaknya sudah tiga kali selama berada di Jurusan Teknik Komputer dan Informatika (JTK) Politeknik Negeri Bandung saya diminta untuk menuliskan mengenai hal yang satu ini: obsesi. Pertama, ketika saya mewawancarai kak Mita Kania Dewi; kedua, ketika mewawancarai kang Rahmat Zulfikri; ketiga, ketika diminta oleh kak Trisna Ari Roshinta.
Apa pula makhluk bernama obsesi ini? KBBI edisi keempat mendefinisikan kata obsesisebagai berikut (setelah di edisi sebelumnya, sebagaimana diungkap oleh dosen saya, KBBI sempat memaknai kata ini hanya dari sudut pandang psikologi dan berkonotasi negatif):
obsesi /ob-sé-si/
1. n ide atau perasaan yang sangat merasuki pikiran: mencari jalan ke Kepulauan Nusantara merupakan ~ bagi orang Eropa pada abad ke-15
2. n Psi gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan:
(Emphasis mine.)
Dan memang, bagi saya obsesi ini menjadi penting keberadaannya. Menjadi pembeda antara “hidup yang sesungguhnya” dengan “hidup yang sekadar hidup”.
Lanjutkan membaca “Apa Obsesimu di JTK?”Kalau hidup hanya sekadar hidup, kera di rimba juga hidup. Kalau kerja hanya sekadar kerja, kerbau di sawah juga bekerja.
Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka)